Proses Kerja Otak Kita Pada Saat Belajar
Melengkapi tulisan saya yang kemarin mengenai Perlunya Belajar Aktif di kelas, maka kali ini saya akan membahas bagaimana cara otak kita bekerja. Kita tahu bahwa otak kita tidak berfungsi seperti piranti audio atau video tape rekorder. Informasi yang masuk akan secara kontinyu dipertanyakan oleh otak kita. Seperti yang saya kutip dalam sebuah buku karya Melvin L. Silberman, bahwa Otak kita akan selalu mengajukan pertanyaan-pertanyaan seperti :
Otak tidak sekedar menerima informasi, tapi otak juga mengolahnya. Untuk dapat mengolah informasi secara efektif, otak akan terbantu dengan melakukan perenungan. Otak kita akan melakukan proses belajar yang lebih baik jika kita membahas informasi dengan orang lain dan jika kita diminta untuk mengajukan pertanyaan tentang itu. Itu sebabnya dalam tulisan saya sebelumnya yakni Perlunya belajar Aktif di Kelas, disebutkan bahwa:
Namun, otak akan bekerja lebih baik lagi jika dapat melakukan sesuatu terhadap informasi itu. (Yang saya ajarkan, saya kuasai), dan dengan demikian kita bisa mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahaman kita.
Dalam banyak hal, otak tidak banyak berbeda dengan perangkat komputer, dan kita adalah pemakainya. Sebuah komputer tentunya perlu di "on" kan untuk bisa dipergunakan. Otak kita juga demikan. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, otak kita juga tidak "on". Sebuah komputer membutuhkan software yang tepat untuk menginterpretasikan data yang dimasukkan. Otak kita juga perlu mengaitkan tentang apa yang diajarkan pada kita dengan apa yang telah kita ketahui. Itulah yang kita kenal sebagai proses berfikir.
► Pernahkah saya mendengar atau melihat ini sebelumnya?
► Di bagian manakah informasi ini cocok? apa yang bisa saya kerjakan dengan nya?
► Dapatkah saya asumsikan bahwa ini merupakan gagasan yang sama yang saya dapatkan kemarin atau bulan lalu atau tahun lalu?
Tidak Sekedar Menerima Informasi, Otak juga Mengolahnya
Cara Kerja Otak |
Yang saya dengar, saya lupa
Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat
Yang saya dengar, lihat dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai memahami
Yang saya dengar, lihat, bahas dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan keterampilan
Yang saya ajarkan kepada orang lain saya kuasai.
Namun, otak akan bekerja lebih baik lagi jika dapat melakukan sesuatu terhadap informasi itu. (Yang saya ajarkan, saya kuasai), dan dengan demikian kita bisa mendapatkan umpan balik tentang seberapa bagus pemahaman kita.
Proses Belajar Menurut John Holt
Menurut John Holt (1967), proses belajar akan meningkat apabila siswa diminta untuk melakukan hal-hal berikut:- Mengemukakan kembali informasi dengan kata-kata mereka sendiri
- Memberikan contohnya
- Mengenalnya dalam bermacam bentuk dan situasi
- melihat kaitan antara informasi itu dengan fakta atau gagasan lain
- Menggunakan dalam beragam cara
- memprediksikan sejumlah konsekuensinya
- Menyebutkan lawan atau kebalikannya.
Dalam banyak hal, otak tidak banyak berbeda dengan perangkat komputer, dan kita adalah pemakainya. Sebuah komputer tentunya perlu di "on" kan untuk bisa dipergunakan. Otak kita juga demikan. Ketika kegiatan belajar sifatnya pasif, otak kita juga tidak "on". Sebuah komputer membutuhkan software yang tepat untuk menginterpretasikan data yang dimasukkan. Otak kita juga perlu mengaitkan tentang apa yang diajarkan pada kita dengan apa yang telah kita ketahui. Itulah yang kita kenal sebagai proses berfikir.
Nah, kira-kira apa yang terjadi ketika guru menjejali siswa dengan pemikiran mereka sendiri tanpa melibatkan keterampilan siswa? Betapapun meyakinkannya penjelasan guru itu, jika dengan cara yang seperti itu maka justru akan mengganggu proses belajar siswa dan akhirnya siswa malah tidak akan mendapatkan apa-apa.
Tentu saja belajar tidak hanya kegiatan menghafal semata. Untuk dapat mengingat apa yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Seorang guru tidak dapat dengan serta-merta menuangkan sesuatu kedalam benak para siswanya. Karena mereka sendirilah yang harus menata apa yang mereka dengar dan lihat menjadi satu kesatuan yang bermakna. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikan, dan barangkali mengajarkannya kepada teman-temannya, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan tercapai dengan baik dan maksimal.